JAKARTA - Pasca mundurnya Muhammadiyah dan LP Ma’arif NU dari Program Organisasi Penggerak (POP) yang diselenggarakan oleh Kemendikbud, banyak hujatan yang ditujukan kepada kementerian yang dipimpin oleh Nadiem Makarim ini. Termasuk dari Ketua Komisi X DPR RI yang mengingatkan bahwa jangan anggap remeh mundurnya NU dan Muhammadiyah yang memiliki puluhan ribu satuan pendidikan di bawah naungannya.
MH. Bahaudin, Ketua Forum Studi Lintas (FOSIL) menyayangkan terjadinya hal ini. Aktivis muda NU yang akrab dipanggil Gus Baha ini meminta agar semua pihak menahan diri dan membicarakan hal ini dengan baik-baik.
“Nahdlatul Ulama adalah pemegang Saham terbesar dari republik ini. NU berjuang merebut, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara ini. Untuk itu, sangat tidak elok kalau ada lembaga di bawah NU tidak mendukung program negara yang dilahirkannya”, Ungkap Gus Baha.
“POP itu program bagus dan memiliki tujuan yang bagus. Hanya cara rekruitmen organisasi penggeraknya yang tidak bagus”, cetus Aktivis muda NU ini.
“Bayangkan, LP Ma’arif NU dan Muhammadiyah yang memiliki sejarah panjang menggerakkan pendidikan dan memiliki kepengurusan hingga tingkat kabupaten/Kota Seluruh Indonesia serta menjadi induk puluhan ribu satuan pendidikan diberikan porsi hanya 50% lebih kecil dibandingkan dengan Tanoto yang notabene milik perorangan konglomerat”, Ujar Gus Baha.
“Wajar LP Ma’arif NU dan Muhammadiyah sangat kecewa dan merasa dikecilkan oleh kemendikbud”, Lanjut Gus Baha.
Sumber Informasi internal kemendikbud sendiri menyatakan bahwa dirjen GTK kemendikbud sendiri merasa bahwa rekruitmen POP ini hanya melaksanakan kebijakan dari Dirjen GTK yang lama sehingga menimbulkan ketersinggungan banyak pihak. Sebagai Dirjen GTK yang baru dilantik, sebenarnya ingin membuat kebijakan yang lebih baik.
“Saya usul agar mas Menteri Nadiem mengambil alih masalah ini. Ajaklah dialog LP Ma’arif NU dan Muhammadiyah agar program POP bisa diimplementasikan dengan baik”, Ujar Gus Baha.
“Saya berharap NU dan Muhammadiyah agar tidak melakukan Boikot terhadap program unggulan kemendikbud ini. Karena apabila itu terjadi seluruh bangsa ini yang akan merugi”, Pungkas Gus Baha. (MS)