KH. MH. Bahaudin, Ketua PW RMI-NU DKI Jakarta dalam FGD di Kantor PWNU DKI Jakarta
JAKARTA - Sejumlah pendekar Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk nekat membakar bendera ormas Islam Nahdlatul Ulama dan sejumlah banner yang bertuliskan Nahdlatul Ulama (NU), Minggu (24/6/2018) sore. Provokasi ini bertepatan dengan menjelang puncak Pilkada yang akan dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.
Berita tersebut segera viral dan berseliweran di lini massa.
Menanggapi hal ini KH. MH. Bahaudin, Ketua Pengurus Wilayah Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama’ Provinsi DKI Jakarta meminta agar aparat berwenang sigap dan cepat dalam menangani upaya provokasi ini.
“Segala bentuk provokator yang mengganggu Persatuan dan kesatuan bangsa harus segera ditangani dengan baik oleh aparat”, ujar Ketua RMI-NU DKI ini.
Hal ini untuk menghindari kerusuhan susulan yang bisa berdampak kepada kerusakan yang lebih parah
“Saya menduga, ada pihak-pihak tertentu yang sengaja ingin membenturkan antara Banser-Pagar Nusa dengan PSHT”, Ucap pria yang akrab disebut Gus Baha ini.
“ini terbukti dengan cepatnya peristiwa pembakaran logo NU dan Gambar Hadratussyech KH. Hasyim Asy’ari tersebut langsung viral dan digoreng di linimasa sejak Jam lima sore kemarin”, Tandas Gus Baha.
Untuk itu, Gus Baha meminta agar Kapolri dan jajarannya bertindak tegas, sigap dan transparan mengungkap kasus Nganjuk ini.
“Walaupun dipikir-pikir ini memanaskan hati, kami minta para Sahabat Banser, Pagar Nusa dan segenap warga Nahdliyyin untuk menahan diri dan mempercayakan kepada aparat”, Himbau Gus Baha.
“Apabila aparat menyerah dan tidak mampu menyelesaikan masalah ini, baru Pendekar NU turun tangan”, Pungkas Gus Baha. (MS)